PWM Kalimantan Selatan - Persyarikatan Muhammadiyah

Fikih lingkungan sebagai wujud aturan prilaku manusia yang diturunkan dari norma dan dalil syariat dianggap sebagai salah satu upaya efektif untuk mengatasi krisis lingkungan hidup saat ini. Konsep fikih lingkungan berwujud dalam tiga lapisan konsep. Pertama, nilai-nilai dan norma-norma tentang lingkungan hidup. Norma-norma tersebut dengan pendekatan deduktif dirumuskan menjadi aturan fikih yang diwadahi dengan lima varian hukum  taklifi (al-ahkam al-khamsah). Kedua, dengan menalar norma-norma ajaran Islam tentang lingkungan hidup dan menganalisis dampak negatifnya, maka perilaku-perilaku yang dapat merusak lingkungan hidup dalam pandangan mereka adalah: membangun tempat buang hajat di sungai, membuang sampah sembarangan, membangun pemukiman  di bantaran sungai, dan aktivitas pengusahaan hutan dan industri tambang yang tidak memperhatikan aspek lingkungan hidup. Konsep-konsep tersebut menghasilkan konstruk fikih air, fikih sungai, fikih pengelolaan sampah, fikih pemukiman, dan fikih pengelolaan hutan dan tambang,  Ketiga, dalam upaya memperbaiki lingkungan hidup di Kalimantan Selatan, diperlukan peran ulama, lembaga pendidikan, dan umara’  sebagai pemegang kebijakan.

Demikian sekelumit pemikiran Dr. Sukarni, M.Ag, seorang jebolan Doktor pada PPs UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, yang termuat dalam buku 'Islam dan Lingkungan Hidup'. Untuk menangkap lebih jauh pemikiran beliau mengenai Fikih Lingkungan Hidup tersebut, maka Majelis Pustaka dan Informasi PW. Muhammadiyah Kalimantan Selatan, akan mengadakan bedah buku tersebut dengan mengahadirkan pembicara lainnya yang juga berkompeten dengan lingkungan hidup, yakni Badan Lingkungan Hidup Daerah Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan, dan WALHI Kalimantan Selatan.

• Arsip minggu ini kosong

• 2018
• 2016
• 2013
• 2012