Pemberdayaan Masyarakat Adalah Tugas Kerisalahan
Dibaca: 847
Problem kebangsaan di negeri ini yang berada pada titik nadir adalah kesenjangan antara kaya dan miskin baik di perkotaan, perdesaan, maupun daerah terluar, terpencil dan tertinggal. Kesenjangan ini disebabkan oleh hal-hal yang bersifat struktural berupa kebijakan yang terkadang kurang berpihak kepada kelompok-kelompok miskin atau yang biasa disebut dhuafa mustadh'afin, dan pelaksanaannya yang masih diwarnai perilaku koruptif.
Tetapi juga faktor kultural masyarakat dan etos masyarakat itu sendiri yang masih memerlukan pendampingan dan pemberdayaan. Dalam konteks demikian maka pemberdayaan masyarakat dihadapkan pada tantangan yang tidak ringan dan memerlukan nafas panjang.
Disampaikan Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah M. Nurul Yamin bagi Muhammadiyah, aktifitas pemberdayaan bukan saja panggilan kebangsaan, tetapi lebih dari itu, juga mengemban misi kerisalahan dan kesejarahan.
“Sebagai tugas kerisalahan maka pemberdayaan masyarakat harus diregenerasikan secara terus menerus. Di sinilah kegiatan Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat menemukan peran strategisnya,” ucap Yamin dalam pembukaan Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat (SEKAM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah Regional Kalimantan di Aula Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Kalimantan Selatan pada Jum'at (28/7).
Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 28 hingga 30 Juli 2017 ini diikuti 75 peserta utusan kader pemberdayaan wilayah se Kalimantan.
Yamin juga menyampaikan bahwa seorang kader pemberdayaan masyarakat dituntut memiliki tiga peran penting yakni sebagai inspirator, motivator, dan dinamisator. “Ketiga faktor ini yang akan menguatkan seorang kader dalam melakukan pemberdayaan di masyarakat,” ucap Yamin.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kalimantan Selatan Adi Santoso menyebutkan masih banyak masyarakat yang menyandang masalah sosial seperti kemiskinan dan problema sosial lainnya di Kalimantan Selatan.
“Untuk itu peran civil society seperti yang dilakukan oleh Muhammadiyah patut diapresiasi dan pemerintah Provinsi Kalsel siap bermitra dengan Muhammadiyah,” terangnya.
Dalam Pembukaan Sekolah Kader Pemberdayaan Masyarakat MPM PP Muhammadiyah Regional Kalimantan turut dihadiri Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan Drs. H. Tadjuddin Noor, SH, MH, Rektor Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Prof. Dr. H. Ahmad Khairuddin, M.Ag. Dan dalam kegiatan Sekam ini juga menampilkan tim instruktur dari MPM PP Muhammadiyah, diantaranya Bachtiar Dwi Kurniawan, Ahmad Ma'ruf, Amir Panzuri, dan Nasrullah. (adam)
Tags: MPI
Arsip Berita