PWM Kalimantan Selatan - Persyarikatan Muhammadiyah

 PWM Kalimantan Selatan
.: Home > Berita > PENGORBANAN NABI IBRAHIM YANG PENUH MAKNA DAN HIKMAH

Homepage

PENGORBANAN NABI IBRAHIM YANG PENUH MAKNA DAN HIKMAH

Selasa, 13-09-2016
Dibaca: 882

Bertempat di halaman UPTD Samsat Banjarmasin I telah dilaksanakan shalat Idul Adha 1437 H yang dihadiri ribuan jamaah yang berasal dari berbagai pelosok kota Banjarmasin dan sekitarnya. Kegiatan diawali dengan takbiran oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Banjarmasin hingga pukul 07.00. Selanjutnya yang bertindak selaku imam shalat adalah Ahmad Hamidi, S.Pd.I serta khatib disampaikan oleh H. Khairul Anam, SH, M.Kes yang merupakan Ketua Majelis Tabligh PD. Muhammadiyah Kota Banjarmasin. Adapun kegiatan pelaksanaan shalat Idul Adha yang rutin dilaksanakan di halaman salah satu instansi pemerintah tersebut, dikordinir oleh PD. Pemuda Muhammadiyah Kota Banjarmasin.

H. Khairul Anam, SH, M.Kes yang juga merupakan Dosen Fak. Kesehatan Masyarakat Univ. Islam Kalimantan Syekh Muh. Arsyad Al Banjari Banjarmasin tersebut dalam khutbahnya mengangkat tema: “Pengorbanan Nabi Ibrahim yang Penuh Makna dan Hikmah”. Beliau mengutarakan bahwa: Ibrahim adalah suri tauladan abadi. Ketundukannya kepada sistem kepercayaan, nilai-nilai dan tata aturan ilahiah selalu menjadi contoh yang hidup sepanjang masa. “Ketika Allah berfirman kepadanya, “Tunduk patuhlah (Islamlah),” maka ia tidak pernah menunda-nundanya walau sesaat, tidak pernah terbetik rasa keraguan sedikit pun, apa lagi menyimpang. Ia menerima perintah itu dengan seketika dan dengan penuh ketulusan.

Lebih jauh beliau mengatakan, ternyata keislaman Ibrahim tidak hanya untuk dirinya sendiri, ketundukannya kepada ajaran-ajaran dan syari’at Allah bukan hanya buat dirinya sendiri, bahkan tidak hanya untuk generasi sezamannya, melainkan untuk seluruh generasi ummat manusia. Atas dasar itulah beliau wariskan Islam dan sikap ketundukan kepadanya untuk anak cucu sepeninggalnya, untuk generasi berikutnya sampai akhir masa.

Beliau menambahkan dalam penghujung khutbahnya, bahwa apa yang diwasiatkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ya’qub tersebut jelas mengisyaratkan agar anak cucu mereka, agar generasi sesudahnya menerima dan menegakkan Islam secara utuh serta konsisten dalam merealisasikan cita-cita kesejahteraan. Ketulusan dalam menerima dan menegakkan Islam serta konsistensi pada cita-cita luhur adalah jaminan untuk memperoleh kesejahteran hidup. Sebaliknya, ketidakpatuhan dan inkonsistensi kepada Islam dapat menjermuskan kehidupan kaum muslimin ke dalam lembah yang penuh nestapa dan akan menjerembabkan manusia ke dalam krisis multi dimensi yang berkepanjangan. Rasulullah Saw beberapa abad  yang lalu memberikan isyarat tentang situasi yang akan menimpa sebuah bangsa yang tidak konsisten menjalan tata aturan agama. Mereka akan dilanda berbagai krisis (sosial, politik, ekonomi, moral, dan budaya) yang berkepanjangan. (Abdul Khaliq/MPI PWM Kalsel/Foto:Hm.Natsir)


Tags: MPI
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: MT



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website