Awali dengan Memerangi Kekerasan
Dibaca: 614
Walau secara khusus Muhammadiyah tidak pernah membahas masalah terorisme, tapi dalam berbagai pembahasan masalah politik global, satu organisasi Islam terbesar di Tanah Air ini menentang segala bentuk kekerasan yang mengarah pada aksi terorisme. "Muhammadiyah tidak membenarkannya dengan alasan apapun, kecuali hal yang dibenarkan oleh syariah, "ujar Wakil Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Kalsel H. Ridhahani Fidzi.
Bahkan ujarnya, tokoh Muhammadiyah seperti Syafi'i Ma'arif sering diminta oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai narasumber untuk menyampaikan materi terkait terorisme, terutama yang dikaitkan dengan label agama. "Tetapi kalau bahasannya dijadikan poin dalam agenda muktamar atau musyawarah nasional itu belum ada," ujar Ridhani yang juga aktif dalam kepengurusan Forum Koordinasi Pencegahan Teororisme (FKPT) Kalsel ini.
Segala aksi yang muaranya merugikan bahkan menuntut korban jiwa orang tidak berdosa, menurut dia, tidak ada dalam ajaran Islam, Alquran, ujarnya, menjelaskan tentang jihad bukan sebagai aksi pembunuhan orang tidak berdosa. "Pengertian tentang jihad yang keliru seperti yang dilabelkan para teroris jelas harus dilurukan, begitu pula adanya pendapat kalangan tertentu yang mudah menunjuk aksi teror sebagai jihad ajaran Islam. Kedua hal itu harus dilurukan," pintanya.
begitu pula dalam UU Terorisme, ujar Ridhani, dikategorikan mana kekerasan yang termasuk terorisme mana yang sebagai kriminal murni. "Aksi yang dikategorikan terorisme adalah aksi yang menimbulkan kecemasan atau rasa takut massal, menimbulkan korban massal atau menimbulkan kerusakan atau fasilitas umum atau publik yang juga berarti menimbulkan kerugian orang banya. Jadi jangan asal tunjuk aksi teror," jelas dia (uum/Serambi Ummah)
Tags: MPI
Kategori: PWM Kalsel
Arsip Berita
