PWM Kalimantan Selatan - Persyarikatan Muhammadiyah

 PWM Kalimantan Selatan
.: Home > Berita > Khairuddin: Masih Politik Pragmatisnya Trump

Homepage

Khairuddin: Masih Politik Pragmatisnya Trump

Jum'at, 18-11-2016
Dibaca: 663

Kelak bila sempat dilantik menjadi presiden ke-45 Amerika Serikat, apakah Donald John Trump tetap ajeg dengan retorika kampanye yang anti Islam, atau justru colling down?. “Ini boleh jadi hanya politik pragmatisnya Trump untuk sukses kampanye dan menghantarkannya ke Gedung Putih,” ujar Rektor Universitas Muhammadiyah Banjarmasin Prof. Dr. H. A. Khairuddin, M.Ag. Sebab menurut Ketua PW. Muhammadiyah Kalimantan Selatan periode 2010-2015 ini, yang namanya politik itu ada take and give nya dan politik di lapangan itu tidak hanya ada hitam dan putih. Banyak warna penentu lainnya yang harus menjadi perhatian. Itulah sebabnya ada hidup dan bertumbuh  yang namanya kompromi politik,” ujar Khairuddin.

Apalagi menurut dia, di dalam negeri Amerika saja sekarang sudah bermunculan pro dan kontra terhadap retorika Trump, khususnya dari kalangan pendukung partai Demokrat bahkan sampai menolak kemenangan bos sejumlah bisnis casino ini. Untuk meredam gejolak dalam negeri, tentu memerlukan konsolidasi. “Maka mereka harus solid dulu bila hendak mewujudkan semboyan kampanye Trump ‘membuat Amerika kembali hebat’ walaupun tidak dipungkiri Negara ini masih menjadi Negara ultra nasional,” kata Khairuddin lagi.

Untuk kepentingan semua itu, dia melihat bukan mustahil bila kemudian Trump kelak memegang kebijakan Amerika, tidak sepragmatis sekarang, bisa menempuh  jalur-jalur kompromi, baik dalam negeri dengan rakyat dan senat maupun dengan kepentingan Negara-negara lain. “Sepertinya retorika kampanye Trump itu tidak harus diartikan dengan agresif perang atau mendukung perang Timur Tengah, khususnya Palestina, misalnya. Sebab biaya perang itu sangat besar, sementara Amerika juga ada persoalan perekonomian sekarang. Kalau menurut saya, mudahan kekhawatiran muslimin itu hanya sebatas pada pragmatis politik Trump saat kampanye,” jelasnya.

Diakuinya, dalam catatan kepemimpinan Amerika dari Parta Republik terdahulu, seperti kala Bush menjalankan politik agresif di Timur Tengah dengan menghadirkan pangkalan militernya. Tetapi, tetap saja, di era Trump nantinya ada kemungkinan justru melanggenggkan politik menjaga keseimbangan di kawasannya itu, seperti yang dirintis Obama. “Di era partai Demokrat dengan Obama-nya kan kekuatan itu sudah ditarik antara lain dengan pertimbangan ongkos juga. Tetapi kalau gaya kepemimpinan adidaya saya rasa tetap langgeng. Tapi jangan lupa yaa justru ‘keseimbangan’ yang dimainkan Obama mengarahkan pada perang antar Negara Islam itu sendiri,” tukas Prof. Khairuddin (uum/serambi Ummah)


Tags: MPI
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: Politik



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website