Batasi Anak Main Gadget

Jum'at, 17-03-2017
Dibaca: 520

Ada kecenderungan saat ini orang tua menyerahkan pendidikan anak sepenuhnya ke sekolah atau madrasah. Sementara, sekolah dan madrasah sibuk dengan beban kurikulum yang banyak. Anak akhirnya lari dari beban kurikulum yang banyak dan lari ke gadget. "Nah gadget menyenangi mainan yang disenangi anak. Kalau anak seperti itu, main dalam satu hari lebih dari tiga jam selama 120 menit hari, maka anak kecanduan. Bahkan melebihi kecanduan narkoba. Ini sudah diteliti," kata Dr. H. Karyono Ibnu Ahmad.

Bahaya gadget, sambung dia, sangat banyak. Korbannya juga sangat banyak. Nah, kondisi seperti ini, orang tua harus tahu pendidikan seperti apa buat anak yang pas, termasuk di era teknologi informasi ini. "Anak boleh saja main gadget, tapi sebentar saja," ujarnya. Menurut Karyono, namanya anak-anak kalau sudah main gadget ya pasti lupa diri. Seharusnya, anak itu dalam kesehariannya diawasi oleh orang tua. Orang tua juga harus disiplin ke anak. Kalau tidak disiplin soal gadget, maka bisa berakibat fatal ke anak.

Ditambahkan, anak yang kebanyakan main gadget dan disuruh berhenti marah-marah, maka gadget itu sudah mempengaruhi otak kanannya. Cara mengecek mudah, tekan pangkal leher sebelah kanan, maka anak akan merasa sakit, karena faktor ketegangan main game. "Jika anak sering berdusta, otak kirinya telah kena. Tekan pangkal leher sebelah kiri pada anak, pasti akan sakit jika suka berbohong," kata Karyono.

Setiap hari sambung dia, dirinya selalu membantu anak yang kecanduan gadget. Jika anak males ibadah dan belajar, maka otak tengahnya kena. Otak bagian tengah atau lobus temperalus jika kenan, maka anak menjadi males belajar dan ibadah. Dipaparkan, otak bagian tengah itu berkaitan dengan kalbu yang ada di dada, maka jika ditekan di punggung akan teriak. Jika ada kecanduan luar, biasa akan mengalir pengaruh negatif bermain gadget ke otak belakang atau otak otomotis. Tengkuk akan terasa sakit jika ditekan. (ogi/serambi ummah)

Tags: MPI